1.
Gerakan berdiri tegak untuk shalat
berdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri tegak
merupakan salah satu rukun salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum takbiratul
ihram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
a) Posisi badan harus tegak
lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
b) Tangan rapat di samping
badan.
c) Kaki direnggangkan, paling
lebar selebar bahu.
d) Semua ujung jari kaki
menghadap kiblat.
e) Pandangan lurus ke tempat
sujud.
f) Posisi badan menghadap
kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat, boleh menghadap ke arah
mana saja. Asal dalam hati tetap berniat menghadap kiblat.
2. Gerakan mengangkat kedua tangan
ada banyak keterangan tentang cara mengangkat
tangan. Menurut kebanyakan ulama caranya adalah sebagai berikut.
a)
Telapak tangan sejajar dengan bahu.
a)
Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
b)
Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah
telinga.
c)
Jari-jari direnggangkan.
d)
Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan
menghadap ke atas atau ke
e)
samping.
f)
Lengan direnggangkan dari ketiak
(sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya pada
ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
g)
Bersamaan dengan mengucapkan
kalimat takbir.
Catatan: Mengangkat
tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu saat takbiratulihram,
saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat bangun dari
rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan rakaat ketiga.
3.
Gerakan
sedekap dalam shalat
Sedekap dilakukan sesudah
mengangkat tangan takbiratulihram. Adapun caranya adalah sebagai berikut.
a.
Telapak tangan kanan diletakkan di
atas pergelangan tangan kiri, tidak digenggamkan.
b.
Meletakkan tangan boleh di dada.
Boleh juga meletakkannya di atas pusar. Boleh juga meletakkannya di bawah
pusar.
Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah.
Setelah selesai iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah. Sesudah membaca surat
Al Fatihah, kemudian membaca surat pendek seperti Al Ikhlas, Al ‘Asr, dan An
Nasr.
Adapun
bacaan shalat adalah sebagai berikut :
Doa
Iftitah
ALLAAHU
AKBARU KABIIRAA WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WASUBHAANALLAAHI BUKRATAW
WAASHIILAA.
Allah
Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian Yang
Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.
INNII
WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAM MUSLIMAW
WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIIN.
Kuhadapkan
Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi Dengan Penuh
Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang Musyrik.
INNA
SHALAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN.
Sesungguhnya
Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam
Semesta.
LAA
SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIIN.
Tidak
Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk
Orang-Orang Islam.
Al-Fatiha
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
AL HAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN.
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
ARRAHMAANIR RAHIIM.
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
MAALIKIYAUMIDDIIN.
Penguasa Hari Pembalasan.
IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA NASTA’IINU.
Hanya Kepada-Mu lah Aku Menyembah Dan Hanya Kepada-Mu lah Aku
Memohon Pertolongan.
IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM.
Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.
SHIRAATHAL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM
WALADHDHAALLIIN. AAMIIN.
Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan Nikmat, Bukan
Jalannya Orang-Orang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya Orang-Orang Yang
Sesat.
4. Gerakan Rukuk Dalam Shalat
Rukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya
adalah sebagai berikut.
a) Angkat tangan sambil
mengucapkan takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram.
b) Turunkan badan ke posisi
membungkuk.
c) Kedua tangan menggenggam
lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari tangan direnggangkan. Posisi
tangan lurus, siku tidak ditekuk.
d) Punggung dan kepala sejajar.
Punggung dan kepala dalam posisi mendatar. Tidak terlalu condong ke bawah.
Tidak pula mendongah ke atas.
e) Kaki tegak lurus, lutut tidak
ditekuk.
f) Pinggang direnggangkan dari
paha.
g) Pandangan lurus ke tempat
sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa
rukuk.
Doa Ruku’
SUBHAANA
RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH. – 3 x
Maha
Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.
5.
Gerakan
I’tidal Dalam Shalat
Iktidal adalah bangkit dari rukuk.
Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit disunahkan mengangkat tangan seperti
ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca kalimat “sami’allahu liman
hamidah”. Badan kembali tegak berdiri. Tangan rapat di samping badan. Ada juga
yang kembali ke posisi bersedekap seperti halnya ketika membaca surat Al
Fatihah. Perbedaan ini terjadi karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya.
Padahal dalil yang digunakan sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat
iktidal itu menyimpan tangan rapat di samping badan.
Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa
iktidal.
Doa
I’tidal
SAMI’ALLAAHU
LIMAN HAMIDAH.
Semoga
Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian Orang Yang Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).
RABBANAA
LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI WA MIL ‘ULARDHI WA MIL ‘UMAASYI’TA MIN SYAI’IN
BA’DU.
Wahai
Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan
Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.
6. Gerakan Sujud Dalam Shalat
Sujud artinya menempelkan kening
pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah, ada tujuh anggota badan yang
menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
o wajah
(kening dan hidung),
o dua
telapak tangan,
o dua
lutut, dan
o dua
ujung telapak kaki.
Cara melakukan sujud adalah sebagai
berikut.
a)
Turunkan badan dari posisi iktidal,
dimulai dengan menekuk lutut sambil mengucapkan takbir.
b)
Letakkan kedua lutut ke lantai.
c)
Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
d)
Letakkan kening dan hidung ke
lantai.
e)
Talapak tangan dibuka, tidak
dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan, dan ini satu-satunya gerakan
di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam gerakan lainnya jari-jari
ini selalu direnggangkan.
f)
Jari-jari tangan dan kaki semuanya
menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan letaknya sejajar dengan bahu.
g)
Lengan direnggangkan dari ketiak
(sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya pada
ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
h)
Renggangkan pinggang dari paha.
i)
Posisi pantat lebih tinggi daripada
wajah.
j)
Sujud hendaknya dilakukan dengan
tenang. Ketika sudah mantap sujudnya, bacalah salah satu doa sujud.
Ketika bangkit dari sujud untuk
berdiri ke rakaat berikutnya, disunahkan wajah lebih dulu dianggkat dari
lantai, kemudian tangan, dan disusul dengan mengangkat lutut hingga berdiri
tegak.
Bacaan Pada Waktu Sujud
SUBHAANA
RABBIYAL A‘LAA WA BIHAMDIH. – 3 x
Maha
Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan Memuji-Nya.
7.
Gerakan
Duduk Diantara Dua Sujud
Duduk antara sujud adalah duduk
iftirasy, yaitu:
a)
Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan
takbir.
b)
Telapak kaki kiri dibuka dan
diduduki.
c)
Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya
menghadap ke arah kiblat.
d)
Badan tegak lurus.
e)
Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
f)
Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya
direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
g)
Telapak tangan diletakkan di atas
paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut
h)
Pandangan lurus ke tempat sujud.
i)
Setelah posisi tumakninah, baru
kemudian membaca salah satu doa antara dua sujud.
Doa
Diantara Dua Sujud :
RABBIGHFIRLII
WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII WA’AAFINII WA’FU ‘ANNII.
Ya
Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku,
Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku
Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.
8.
Gerakan
tasyahud (tahiyat) awal
Duduk tasyahud awal adalah duduk
iftirasy, sama seperti duduk antara dua sujud. Ini pada salat yang lebih dari
dua rakaat, yaitu pada salat zuhur, asar, magrib, dan isya. Caranya adalah
sebagai berikut.
a)
Bangkit dari sujud kedua rakaat
kedua sambil membaca takbir.
b)
Telapak kaki kiri dibuka dan
diduduki.
c)
Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya
menghadap ke arah kiblat.
d)
Badan tegak lurus.
e)
Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan
paha.
f)
Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya
direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
g)
Telapak tangan diletakkan di atas
paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
h)
Disunahkan memberi isyarat dengan
telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat
(menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud.
Bacaan
Tasyahud awal :
ATTAHIYYAATUL
MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.
Segala
Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU
‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga
Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai
Nabi.
ASSALAAMU
‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga
Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang
Saleh.
ASYHADU
ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
Aku
Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad
Adalah Utusan Allah.
ALLAAHUMMA
SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai
Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad !.
9.
Gearkan Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir adalah duduk tawaruk.
Caranya adalah.
a)
Bangkit dari sujud kedua, yaitu
pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir.
b)
Telapak kaki kiri dimasukkan ke
bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh lantai.
c)
Telapak kaki kanan tegak.
Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
d)
Badan tegak lurus.
e)
Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan
paha.
f)
Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya
direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
g)
Telapak tangan diletakkan di atas
paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
h)
Disunahkan memberi isyarat dengan
telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat
(menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa
setelah tasyahud akhir.
Bacaan
Tasyahud Akhir :
ATTAHIYYAATUL
MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.
Segala
Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU
‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga
Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai
Nabi.
ASSALAAMU
‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga
Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang
Saleh.
ASYHADU
ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
Aku
Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad
Adalah Utusan Allah.
ALLAAHUMMA
SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD ( tasyahud awal ) WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA
MUHAMMAD.
Wahai
Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada
Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.
KAMAA
SHALLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana
Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada
Keluarganya.
WA
BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Dan
Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarganya.
KAMAA
BAARAKTA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana
Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada
Keluarganya.
FIL
‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ‘ALAA
DIINIK.
Sungguh
Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang
Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.
10. Gerakan Salam
Gerakan salam adalah menengok ke
arah kanan dan kiri. Menengok dilakukan sampai kira-kira searah dengan bahu.
Jika jadi imam dalam salat berjamaah, salam dilakukan sampai terlihat hidung
oleh makmum. Menengok dilakukan sambil membaca salam.
Bacaan Salam
salam
ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan: “ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH,
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH (Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu)
TATA CARA SHALAT BERJAMA’AH
A. Pengertian Shalat Berjamaah
Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan
secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, seorang menjadi imam dan yang
lain menjadi makmum dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Melaksanakan
salat berjamaah hukumnya sunah muakkad, artinya sunah yang dikuatkan atau
dianjurkan. Melaksanakan salat berjamaah lebih utama dibandingkan salat
sendirian (munfarid). Keutamaan melaksanakan salat berjamaah antara lain di jelaskan
dalam hadis dari Ibnu Umar r.a:
قوله تعالى: عن ابن عمر أن رسول الله صلى الله. قال: "الصلاة عليه الأسبقية على الصلاة وحدها بقدر درجة.
Artinya : Dari Ibnu
Umar bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "shalat berjamaah itu lebih
utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat.
(H.R. Muslim)
Dengan demikian, orang
yang melaksanakan sholat berjamaah sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan akan memperoleh keutamaan 27 kali lipat dibandingkan orang sholat
sendirian. melaksanakan sholat berjamaah di masjid lebih utama dibandingkan
sholat di rumah. Abu hurairah berkata:
رسول
الله. أي صلاة يعلمنا شروط الحصول على الاتجاهات ، في المسجد عندما كانت على
مكالمة على الدعوة الى الصلاة .
Artinya: Bahwa Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita ketentuan-ketentuan
untuk mendapatkan petunjuk, yaitu sholat di masjid ketika sudah di serukan
suatu azan.
B. Ketentuan Shalat Berjama”ah
1. Syarat Menjadi Imam :
Jika kamu melaksanakan sholat
berjamaah, paling sedikit harus ada dua orang atau lebih. Satu orang menjadi
imam, dan yang lain menjadi makmum. Yang dimaksud imam dalam sholat adalah
seseorang yang diangkat untuk memimpin pelaksanaan sholat berjamaah.
Secara umum ketentuan untuk
menjadi imam sholat meliputi:
a) Imam hendaklah orang yang
lebih dalam ilmu agamanya
b) Imam hendaklah orang yang
lebih fasih bacaan Al-Qur'annya dan banyak hafalannya
c) Imam hendaklah orang yang memahami hukum-hukum
sholat
d) Imam hendaklah berdiri di depan makmun
e) Imam hendaklah orang yang berakhlak
mulia
f) Imam hendaklah berniat menjadi imam
2. Syarat Menjadi Makmum
Makmum dalam sholat berjamaah
adalah orang yang dipimpin oleh seorang imam dam menjadi pengikut di dalam
sholat atau orang yang ikut bersembahyang di belakang imam.
Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi untuk menjadi makmum dalah sholat berjamaah sebagai berikut.
a)
Makmum hendaklah berniat menjadi makmum
b)
Makmum hendaklah mengetahui dan mengikuti gerak
gerik imam
c)
Makmum hendaklah tidak mendahului imam dalam
gerakan sholat
d)
Makmum hendaklah berada dalam satu tempat dengan
imam
e)
tempat berdiri makmum tidak lebih maju kedepan
daripada imam
3.
Saf Dalam Shalat jama’ah
Saf dalam sholatberjamaah
artinya barisan sholat makmum di belakang imam. Sebelum sholat berjamaah
dimulai, saf harus di tata agar rapi dan tertib. Saf yang baik adalah saf yang
lurus, rapat, dan tertib. Oleh karena itu sebelum sholat berjamaah dimulai,
imam disunahkan untuk memerintahkan para makmun agar meratakan saf serta
menutupi barisan yang masih lowong sebelum memulai sholat. Hadis dari Anas,
katanya:
المعنى: أن النبي محمد. التي تواجهنا قبل تكبر وقال: "ضغط صفوفكم وبلغ
متوسط (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Bahwa Nabi Muhammad saw. menghadap
kepada kami sebelum takbir dan bersabda: "Rapatkan barisanmu dan ratakan.
(H.R Bukhari dan muslim)